Cari

Loading

Selasa, 08 Oktober 2013

Wonogiri Bakal Kembangkan Beras Analog

Contoh beras analog dan mi mocaf disimpan di Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri. Contoh tersebut ditunjukkan pada sejumlah KUB yang pekan lalu mengambil bantuan alat produksi ke kantor tersebut. (Tika Sekar Arum/JIBI/Solopos)



Solopos.com, WONOGIRI–Kabupaten Wonogiri bakal mengembangkan beras analog.  Makanan pengganti beras itu dibuat dari produk pangan lokal yang banyak tersebar di masyarakat, yakni singkong dan jagung.
Pengembangan beras analog itu merupakan bagian program Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) yang di Provinsi Jawa Tengah hanya diberikan kepada Kabupaten Wonogiri, Kebumen, dan Temanggung. Di Wonogiri, program tersebut baru diberikan kepada satu kelompok, yakni Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bimocaf, asal Dusun Johunut, Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito.
Ketua Bimocaf, Wahyudi, mengatakan awal September lalu pihaknya menerima seperangkat alat untuk pengembangan pangan pokok lokal dari program MP3L. Ada tiga bentuk makanan yang menjadi sasaran, yakni mi, makanoni, dan beras. Khusus mi, kelompoknya sudah berhasil membuat mi dari tepung modified cassava flour (mocaf), dengan bahan baku delapan bagian tepung mocaf dan satu bagian tepung terigu.
“Mi sudah berhasil. Sudah kami pasarkan juga, harganya Rp12.000 per kilogram (kg). Banyak pesanan, ya sekitar 25-30 kg per hari. Yang beras analog, baru akan dimulai. Sekarang sudah jalan pembelajarannya,” ungkap Wahyudi, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (2/10/2013).
Beras analog adalah makanan terbuat dari tepung singkong dan tepung jagung dengan bentuk persis seperti beras. Namun warnanya tidak melulu putih, warna beras analog bisa disesuaikan dengan keinginan pembuatnya. Menurut Wahyudi, membuat beras analog sebenarnya tidak sulit. Apalagi, pihaknya kini sudah menerima cetakan untuk membuat beras analog tersebut. Hanya saja, di kalangan masyarakat bagian selatan Wonogiri, pembuatan beras analog terkendala bahan baku tepung jagung.
Dia mengaku untuk menyediakan tepung singkong dalam bentuk tepung mocaf tidak ada masalah, namun mencari tepung jagung agak sulit. Padahal beras analog dibuat dari satu bagian tepung mocaf dan satu bagian tepung jagung. Kendati demikian, Wahyudi dan 30-an anggota Bimocaf akan tetap mengembangkan produk tersebut dengan harapan kelak bisa menggantikan beras yang selama ini jadi pangan pokok masyarakat.
Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Diversifikasi Pangan, Baroto, mewakili Plt Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Bambang Haryadi, membenarkan pengembangan beras analog bakal di mulai di Kota Gaplek. Pengembangan pangan pokok dari bahan baku lokal tersebut diawali dengan membuat mi yang sudah bisa diterima dengan baik di pasar.  Ia menambahkan awal Oktober ini pihaknya mentargetkan beras analog berhasil dibuat KUB Bimocaf di Desa Johunut tersebut.
Baroto yang pernah mencicipi beras analog buatan kabupaten lain mengaku memang rasa singkong masih kental pada beras analog. Tapi bentuknya sudah relatif sama dengan beras yang dikenal selama ini. Dia yakin dengan beberapa kreasi campuran bahan, masyarakat Wonogiri bisa menghasilkan beras analog yang layak dijual dan sesuai dengan selera masyarakat.

Sumber: Solo Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar