Cari

Loading

Selasa, 08 Oktober 2013

Menteri Pertanian Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan



Boyolali – Masyarakat di pedesaan diajak untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang masih kosong dengan ditanami tanaman yang bisa menopang ketahanan pangan keluarga. Langkah ini sekaligus untuk memperkuat ketahanan pangan tingkat nasional. Secara nasional, terdapat 10 juta hektar pekarangan milik warga yang masih terbengkalai.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian, Suswono, saat melakukan kunker ke Kelompok Wanita Tani Ngudi Rejeki, Dlingo, Mojosongo, Boyolali, Jumat siang (4/10), yang dinilai telah berhasil mengembangkan kawasan rumah pangan lestari program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP).
“Kalau semua pekarangan ditanami dengan tanaman yang bisa menopang pangan keluarga, maka Indonesia tidak perlu lagi mengekspor dari luar, selain itu masyarakat tidak perlu kebingungan bila harga pangan naik,” ungkap Suswono yang  didampingi Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmiko dan Wakil Bupati Boyolal, Agus Purmanto.
Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan dengan ditanami tanaman holtikultura hingga umbi-umbian. Hasilnya, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, sisa lebih produksi juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi ibu rumah tangga. Terkait ini, tahun ini Kementan mengucurkan bantuan untuk program KRPL P2KP untuk 15 ribu desa, termasuk 14 desa di Boyolali. Masing-masing desa tersebut mendapat bantuan Rp 47 juta untuk pengembangan KRPL dengan ujung tombak para ibu rumah tangga.
Di sisi lain, Ketua KWT Ngudi Rejeki Dlingo, Suratmi,menuturkan, semula anggota kelompoknya hanya sekitar 30 orang. Namun saat ini jumlah anggota berkembang menjadi 60 orang. Di setiap lahan pekarangan rumah warga ditanami dengan berbagai macam tanaman holtikultura, sayur-sayuran, hingga umbi-umbian dan tanaman obat.
“Setelah kami memanfaatkan lahan pekarangan di rumah, ternyata mampu menghemat uang belanja harian antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu/hari,” tuturnya.

Sumber: Timlo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar