Cari

Loading

Rabu, 23 Oktober 2013

Pangan Sehat Berbasis Pangan Lokal



SOLO, KOMPAS.com - Tersedianya pangan yang aman dan bergizi menjadi hak masyarakat. Oeh karenanya perlu mendapat perhatian besar. Pangan sehat yang terjamin keamanan dan kualitas gizinya dapat menjamin berlangsungnya regenerasi yang sehat dan produktif. Bahan pangan lokal dinilai sebagai sumber strategis yang dapat mendukung terwujudnya sistem pangan sehat.
"Pengarusutaman pangan sehat merupakan upaya membangun gerakan bersama. Ini sebagai strategi mewujudkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat terhadap pangan sehat," kata Koordinator Wilayah Program Healthy Food Healthy Living Veco Indonesia Wilayah Solo Raya, Buddhi Hastanti Pancarini, Rabu (19/3/2013).
Keamanan pangan terkait dengan proses dari hulu ke hilir, mulai dari produksi, penyimpanan, distribusi, hingga pengolahan di rumah tangga. Dengan adanya pengarusutamaan pangan sehat (PUPS), diharapkan ada jaminan seluruh proses tersebut dilindungi oleh kebijakan pemerintah yang telah memperhatikan pangan sehat dengan pangan lokal sebagai basisnya. "Harapan kami, gerakan ini akan bermuara pada munculnya Peraturan Daerah atau Peraturan Wali Kota tentang pangan sehat," kata Buddhi.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Darsono mengatakan, keamanan pangan semestinya tidak hanya dilihat dari aspek biologi, fisik, dan kimia, melainkan juga genetik. Pasalnya, dampak faktor genetik baru akan terlihat 10-20 tahun mendatang. Ia mencontohkan, kedelai transgenik yang berasal dari hasil rekayasa genetika.
"Kedelai ini gen-nya tidak lengkap sehingga jika dikonsumsi tubuh akan memberi dampak negatif bagi tubuh. Bangsa kita gemar makan tahu tempe, itu bagus. Namun sayangnya, 70 persen bahan bakunya, yakni kedelai masih impor dan kemungkinan besar transgenik. Ini perlu diwaspadai," kata Darsono.
Ketua Jaringan Epidemiologi Nasional Bhisma Murti mengatakan, pangan sehat berdampak besar pada status gizi dan status kesehatan masyarakat. Anak-anak yang mengonsumsi pangan tidak sehat, di masa dewasanya mudah terkena berbagai penyakit sehingga dapat menurunkan produktivitasnya. Pengarusutamaan pangan sehat, menurut Bhisma, perlu memperhatikan aspek ketersediaan, akses, dan penggunaan pangan.
Sekretaris Daerah Kota Solo Budi Suharto mengatakan, Pemerintah Kota Solo menyambut baik gerakan ini dan menunggu draf akhir program PUPS. Pihaknya telah berupaya menyosialisasikan pangan lokal sebagai sumber gizi masyarakat. Salah satu kegiatan, yakni Grebeg Pangan yang menampilkan gunungan berisi makanan olahan dari pangan lokal, seperti singkong, ubi, dan gembili, dan lainnya.


Sumber: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar